حَدَّثَنَا
يَحْيَى بْنُ مُوسَى حَدَّثَنَا
عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ مَيْمُونٍ عَنْ
ابْنِ طَاوُسٍ عَنْ أَبِيهِ
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدُ اللَّهِ مَعَ
الْجَمَاعَةِ وَهَذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ
لَا نَعْرِفُهُ مِنْ حَدِيثِ ابْنِ
عَبَّاسٍ إِلَّا مِنْ هَذَا
الْوَجْهِ
Tangan Allah bersama Al Jama'ah. Dan hadits ini gharib dari
jalur sanad ini, kami tak mengetahuinya dari hadits Ibnu Abbas kecuali dari
jalur sanad ini. [HR. Tirmidzi].
Hadits ini diriwayatkan oleh:
– Imam at-Tirmidzi, dalam
Sunannya, Bab Maa Ja’a fi Luzumil Jamaah, No. 2167
– Imam al-Baghawi dalam Syarhus
Sunnah, Bab Raddul Bida’ wal Ahwa’, 1/215
– Imam al-Hakim dalam
al-Mustadrak, Kitabul ‘Ilmi, No. 397
Hadits ini, menurut Syaikh
al-Albani adalah SHAHIH, khususnya sampai kalimat: ….tangan Allah bersama
Jamaah.” Sedangkan tambahan kalimat: barang siapa yang menyempal .. dst, adalah
dhaif. (Jami’ush Shaghir wa Ziyadatuhu No. 1848)
Siapakah Jamaah yang dimaksud? Berikut penjelasan
dalam Sunan at-Tirmidzi:
وتفسير
الجماعة عند أهل العلم
هم أهل الفقه والعلم
والحديث، وسمعت الجارود بن
معاذ يقول: سمعت علي
بن الحسن، يقول: سألت
عبد الله بن المبارك:
من الجماعة؟ فقال: أبو بكر
وعمر، قيل له: قد
مات أبو بكر وعمر،
قال: فلان وفلان، قيل
له: قد مات فلان
وفلان، فقال عبد الله
بن المبارك: أبو حمزة السكري
جماعة: وأبو حمزة هو
محمد بن ميمون وكان
شيخا صالحا، وإنما قال
هذا في حياته عندنا
Tafsir tentang makna al-Jamaah menurut para ulama
adalah mereka para ahli fiqih, ahli ilmu, dan ahli hadits. Aku mendengar
al-Jaruud bin Mu’aadz berkata: Aku mendengar Ali bin al-Hasan berkata: aku
bertanya kepada Abdullah bin al-Mubarak: Siapakah al-Jamaah?” Beliau menjawab:
“Abu Bakar dan Umar.” Lalu dia katakan kepadanya: “Abu Bakar dan Umar telah
wafat.” Beliau menjawab: “Fulan dan Fulan.” Dikatakan kepadanya: “Fulan dan
Fulan juga telah wafat.” Abdullah bin al-Mubarak menjawab: Abu Hamzah
as-Sukkari adalah Jamaah. Abu Hamzah adalah Muhammad bin Maimun, dia seorang
syeikh yang shalih, dan bagi kami konteks jawaban Beliau (Abdullah bin
al-Mubarak) ini adalah pada zamannya. (Sunan at-Tirmidzi, 4/467. Cet. 2.
1395H-1975M. Tahqiq dan Ta’liq: Syaikh Ahmad Syakir, Syaikh Fuad Abdul Baqi,
Syaikh Ibrahim ‘Athwah. Penerbit: Mushthafa al-Babiy al-Halabiy, Mesir)
“Maka bisa dikatakan jamaah
kaum muslimin yakni setiap mereka yang
berkumpul dibawah satu pemimpin pada satu waktu”
Setiap Al Jamaah yang berkumpul diatas sebuah kesepakatan
harus ada pemimpin yang ditaati semua pihak, Ibnu Taymiyah berkata “Maka bisa
dikatakan jamaah kaum muslimin yakni
setiap mereka yang berkumpul dibawah satu pemimpin pada satu waktu, Nabi saw berpesan kepada sahabat Huzaifah Al
yaman dalam hadistnya yang panjang,
تَلْزَمُ جَمَاعَةَ الْمُسْلِمِيْنَ وَإِمَامَهُمْ.
....Ikutilah Jamaah Kaum muslimin dan pemimpin mereka
(Mutafaqun ‘alaihi)
Arti Luzum (mengikuti) disini bukan mengikuti dalam
keyakinan dan Dien nya, akan tetapi mengikuti Jihad dan Amalnya (Ibnu Taimiyah,
harakah Jihad, hal 20) sebagaimana hadist,
لاَ طَاعَةَلِمَنْ عَصَى اللَّهَ
...maka tidak ada ketaatan pada seorang (pemimpin) yang memaksiati Allah.”
(HR.Ibnu Majah dari Abdullah bin
Mas’ud, Sunan Ibnu Majah dalam bab Laa Tha’ata fi Ma’shiyatillah: II/202)
Pertolongan Allah SWT terwujud
bila kaum muslimin bersatu
Telah menjadi hukum dan sunatullah dalam kehidupan,
bahwa jika suatu kaum itu bersatu, maka kaum itu akan menang, tidak kira apakah
kaum itu beriman ataupun kufur. Sebaliknya, jika suatu kaum itu berpecah belah
sesama mereka, berperang sesama mereka, menyakiti sesama mereka, maka pastilah
kaum itu akan kalah, walaupun kaum itu beriman kepada Allah subhana wa Ta’ala.
Firman Allah
ta’ala “Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu
berbantah-bantahan yang menyebabkan kamu akan menjadi gentar dan kekuatanmu
akan hilang.” (QS.Al Anfal:46)
”Dan berpeganglah kamu kepada tali Allah dan
janganlah kamu bercerai-berai.” (Qs.Ali imran:103)
Bukti bahwa umat Islam
akan kalah jika berpecah atau berselisih paham adalah kekalahan dalam perang Uhud.
Sejak perang yang pertama dalam Islam seperti perang Badar, walaupun kekuatan
umat Islam sedikit, dengan persenjataan yang minimum, tetapi karena umat Islam
bersatu menghadapi musuh dan tidak berselisih faham, maka umat Islam pasti akan
menang; tetapi sewaktu umat Islam berselisih faham dalam perang Uhud, dimana
pasukan diatas bukit yang diperintahkan untuk berjaga-jaga walau dalam keadaan
apapun juga berselisih sesama mereka karena melihat pasukan Islam yang di bawah
telah mendapatkan harta peninggalan perang, sehingga sebahagian mereka
meninggalkan kedudukan di atas bukit walaupun
dalam pasukan tersebut ada Rasulullah, ada sahabat yang beriman, tetapi
disebabkan pasukan telah berselisih faham, maka pasukan Islam mengalami
kekalahan.
Sejarah telah mencatat bahwa Islam kuat sewaktu
mereka bersatu seperti umat Islam zaman Rasulullah saw, umat Islam zaman
Khalifatu rosulillah Abu Bakar ra, umat Islam zaman Amirul Mu’minin Umar bin
Khatab ra hingga Khalifah Rasydah berakhir, berlanjut zaman keemasan di Baghdad, umat Islam zaman
kejayaan di Spanyol dan umat Islam di akhir dinasti Uthmaniyah.
Tetapi sejarah juga telah mencatat bahwa kehancuran
Islam tidak pernah terjadi karena kekuatan musuh, tetapi semuanya terjadi
karena perpecahan antara umat Islam sendiri.
Jatuhnya zaman khalifah Rasydah ke tangan dinasti Umayyah, juga
karena perpecahan. Hancurnya
Dinasti Abbasiyah, jatuhnya Baghdad ketangan mongolia juga karena perpecahan,
sehingga sebahagian umat Islam berkonspirasi dengan musuh untuk menjatuhkan
khilafah.
Kehancuran Islam di Spanyol juga bukan karena
kehebatan musuh, tetapi karena perpecahan yang terjadi di antara umat Islam,
sehingga diantara mereka ada yang bersekongkol dengan negara musuh yang
beragama Nasrani untuk menghancurkan Granada.
Kehancuran Turki Uthmaniyah dan kejatuhan
pemerintahan khalifah juga bukan karena kekuatan musuh barat, tetapi karena
kelompok Mustafa Kemal Attarurk berkonspirasi dengan Inggris sehingga
menjatuhkan khalifah.
Demikian kiranya
semoga dapat menyadarkan diri kita semua tentang kejayaan dan campur tangan yang Allah swt janjikan kepada kaum
muslimin yang mau bersatu dalam satu kepemimpinan Al Jamaah
yakni Khilafah Islamiyah.
Allohu’alam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar