Bismillah,
Beruntunglah kita karena Allah SWT telah menamai kita Kaum Muslimin sejak
dahulu (QS.22:78) mengapa demikian? Karena Islam adalah agama Tauhid,
Satu-satunya jalan menuju keridhoan Allah SWT (QS.3:19,83,85). Misi seluruh
Nabi dan Rosul (QS.21:25,92). Bagaimana
dengan Agama samawi lainya? ketahuilah agama Yahudi dan Nasrani tidak lagi
bertauhid karena mereka telah berpecah belah menjadi beberapa golongan, oleh
karena itu siapapun ummat yang berpecah belah dan bergolong-golongan telah
keluar dari Tauhid dan terjebak dalam
kemusyrikan.
Firman Allah Ta’ala :
Dan janganlah
kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah (Musyrik). yaitu orang-orang
yang memecah-belah agama rnereka, dan
mereka menjadi beberapa golongan. tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada
golongan rnereka.
(QS Ar Rum/30: 31-32).
Bagaimana
mungkin Allah akan Meridhoi
perpecahan Ummat Islam, setelah
Dia memelihara mereka dengan tali (agama)Nya? Firman Allah Ta’ala :
Dan berpeganglah
kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah
kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika dahulu (masa Jahiliyah)
bermusuh-musuhan, maka
Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadiah kamu karena nikmat Allah orang yang bersaudara. (QS
Ali Imran/3: 103).
Kemudian, Allah perintahkan Nabi-Nya untuk melepaskan tanggung
jawabnya dan (Allah SWT) mengancam mereka atas perpecahan tersebut. Firman Allah Ta’ala :
Sesungguhnya
orang-orang yang memecah-belah agamanya dan rnereka
(terpecah) menjadi beberapa golongan. tidak ada sedikitpun
tanggung jawabmu terhadap mereka. Sesungguhnya
urusan mereka
hanyalah (terserah) kepada Allah, kemudian Allah akan
memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat. (QS Al An'am/6:159).
Muawiyah bin Abu Sufyan berkata, “Ketahuilah, bahwasanya Rasulullah pernah
berdiri di tengah-tengah kami,
lalu bersabda, ‘Ketahuilah,
bahwasanya Ahlul Kitab sebelum kalian
terpecah menjadi tujuh puluh dua
golongan. Dan bahwasanya. umat
ini akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga
golongan. Tujuh puluh dua di neraka, dan hanya satu yang di surga, yaitu Al Jama'ah.
(Diriwayatkan
oleh Ahmad 4/102; Abu Dawud no. 4597; Darimi 2/241; Thabrani 19/367, 88-885; Hakim 1/128; dan yang
lainnya. Hadits ini shahih)
MENGENAL JALAN YANG SATU
Nabi saw berpesan :
“Aku tinggalkan untuk kalian sesuatu.
Jika kalian berpegang teguh
kepadanya. kalian tidak akan sesat selama-lamanya. Yaitu Kitab Allah dan Sunnahku”
(Diriwayatkan Imam Malik dalam Al
Muwaththa' 2/899)
Begitu terang dan jelasnya petunjuk baginda Nabi saw diatas, adanya jaminan
tidak akan tersesat selamanya menunjukan penekanan kesungguhan agar kaum
muslimin senantiasa berinteraksi dengan Kitabullah. dan jika ditinjau dari
ekstensinya, Sunnah Rasulullah itu sama dengan kitab Allah yakni sebagai wahyu, dan Sunnah itu sebagai penjelas bagi
Kitab Allah. ( baca QS. An-Nahl/16:44)
Oleh karena itu,
jika timbul perpecahan dan perselisihan diantara Umat Islam,
Rasulullah memerintahkan umatnya agar berpegang teguh dengan sunnahnya.
Beliau bersada, :
“Dan
sesungguhnya, barangsiapa diantara kalian yang hidup setelahku,
dia akan melihat banyak perselisihan, maka wajib atas kalian
untuk berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah para khalifah
yang dibert hidayah yang mereka di atas petunjuk. Berpegang teguhlah
padanya, dan gigitlah dengan gigi geraham kalian,
serta jauhilah perkara-perkara
yang baru (dalam agama): karena sesungguhnya, setiap perkara yang baru (yang
diada-adakan dalam agama) adalah
bid'ah”
(Hadits shahih diriwayatkan Abu
Daud, no. 4607; At Tirmidzi, no. 2676)
Dari Abdullah
bin Mas'ud ra,
ia berkata, “Rasullah saw membuat sebuah garis lurus bagi
kami, lalu bersabda,"Ini adalah
jalan Allah." kemudian beliau membuat garis lain pada sisi kiri dan kanan garis tersebut, lalu
bersabda, "Ini adalah jalan-jalan (yang banyak). Pada setiap jalan ada
syetan yang mengajak kepada jalan
itu," kemudian beliau membaca,
firman Allah :
“Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini
adalah jalanKu yang lurus.
rnaka ikutilah dia; dan janganlah
kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain). karena jalan-jalan itu
rnencerai-beraikan kamu dari jalanNya. (QS Al-An'am/3: 153).
(Hadits
shahih diriwayatkan oleh Ahmad I/435)
Imam Ibnul
Qayyim menafsirkan bahwa jalan yang
dimaksud disini, ialah "rukun tauhid
yang kedua" Yaitu persaksian bahwa
Muhammad adalah utusan Allah.
Beliau berkata, "Dan ini disebabkan, karena jalan
yang mengantarkan (seseorang) kepada
Allah hanyalah satu. Yaitu sesuatu yang dengannya Allah mengutus para Rasul-Nya dan menurunkan kitab-kitab-Nya. Tiada seorangpun
yang dapat sampai kepadaNya, kecuali melalui jalan ini. “(At Tafsir Al Qayyim, halaman 14-15.)
Dari keterangan diatas dapat kita simpulkan bahwa bersatu
dalam Al-Jamaah yang telah dipraktekan/dicontohkan Nabi saw adalah satu-satunya
jalan menuju keselamatan (keridhoan Allah SWT) begitupun para sahabat setelah
Nabi wafat mereka senantiasa bersatu dalam Jamaah yang dipimpin oleh seorang
khalifah (pengganti nabi). Para sahabat faham betul akan perintah Nabi saw :
“Aku perintahkan kepada kamu sekalian lima perkara; sebagaimana Allah telah memerintah-kanku dengan lima perkara itu; berjama’ah, mendengar, thaat, hijrah dan jihad fi sabilillah.
Barangsiapa yang keluar dari Al Jama’ah sekedar sejengkal, maka sungguh terlepas ikatan Islam dari lehernya sampai ia kembali bertaubat.
Dan barang siapa yang menyeru dengan seruan Jahiliyyah, maka ia termasuk golongan orang yang bertekuk lutut dalam Jahannam.” Para sahabat bertanya: “Ya Rasulullah, jika ia shaum dan shalat?” Rasul bersabda: “Sekalipun ia shaum dan shalat dan mengaku dirinya seorang muslim!, maka panggillah oleh orang-orang muslim itu dengan nama yang Allah telah berikan kepada mereka; “Al-Muslimin, Al Mukminin, hamba-hamba Allah ‘Azza wa jalla.”
(HR.Ahmad bin Hambal dari Haris Al-Asy’ari, Musnad Ahmad:IV/202, At-Tirmidzi Sunan At-Tirmidzi Kitabul Amtsal, bab Maa Jaa’a fi matsalis Shalati wa shiyami wa shodaqoti:V/148-149 No.2263. Lafadz Ahmad
Barangsiapa yang keluar dari Al Jama’ah sekedar sejengkal, maka sungguh terlepas ikatan Islam dari lehernya sampai ia kembali bertaubat.
Dan barang siapa yang menyeru dengan seruan Jahiliyyah, maka ia termasuk golongan orang yang bertekuk lutut dalam Jahannam.” Para sahabat bertanya: “Ya Rasulullah, jika ia shaum dan shalat?” Rasul bersabda: “Sekalipun ia shaum dan shalat dan mengaku dirinya seorang muslim!, maka panggillah oleh orang-orang muslim itu dengan nama yang Allah telah berikan kepada mereka; “Al-Muslimin, Al Mukminin, hamba-hamba Allah ‘Azza wa jalla.”
(HR.Ahmad bin Hambal dari Haris Al-Asy’ari, Musnad Ahmad:IV/202, At-Tirmidzi Sunan At-Tirmidzi Kitabul Amtsal, bab Maa Jaa’a fi matsalis Shalati wa shiyami wa shodaqoti:V/148-149 No.2263. Lafadz Ahmad
Demikianlah kiranya penjelasan mengenai Jalan Allah yang satu, tidak ada penyimpangan atas jalan tersebut tidak pula merupakan jalan yang baru dikarenakan perbedaan waktu dan tempat. Setiap orang Islam yang benar pastilah bertauhid dan konsekwensi dari tauhid itu adalah persatuan (berjamaah) bukan perpecahan.
Allohu’alam.