Dari
'Auf bin Malik yang berkata: Rasulullah SAW bersabda : "Umat
Yahudi berpecah menjadi tujuh puluh satu golongan, satu golongan di
jannah sedangkan tujuh puluh golongan di naar. Umat Nasrani berpecah
menjadi tujuh puluh dua golongan, tujuh puluh satu golongan di naar
sedangkan satu golongan di jannah. Demi Allah, yang jiwaku di
tangan-Nya, umatku akan berpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan,
satu golongan di jannah sedangkan tujuh puluh dua golongan di
naar."
Diriwayatkan oleh Ibnu Majah, 11/1322 dan
dishahihkan oleh Al-Albani, lihat "Shahih Al-Jami'
Ash-Shaghir"1/357 dan "Al-Ahadits Ash-Shahihah" no.
1492. Ada beberapa riwayat lain mengenai hadits ini, diantaranya
yaitu :
عن
عوف بن مالك قال رسول الله صلى الله عليه
و سلم :
افترقت
بنو إسرائيل على إحدى وسبعين فرقة وتزيد
أمتى عليها فرقة ليس فيها فرقة أضر على
أمتى من قوم يقيمون الدين برأيهم فيحلون
ما حرم الله ويحرمون ما أحل الله (أخرجه
الطبرانى ، وابن عدى ، والخطيب ، وابن
عساكر عن عوف بن مالك)
. قال
الهيثمى :
رجاله
رجال الصحيح .
Dari
'Auf bin Malik berkata: Rasulullah saw bersabda: Bani Isroil telah
terpecah menjadi tujuh puluh satu kelompok, dan umatku menambahi
(jumlah tersebut) satu (menjadi tujuh puluh dua), tidak ada
diantaranya suatu kelompok pun yang lebih berbahaya dari umatku
daripada kaum yang MENEGAKKAN AGAMA berdasarkan pendapat mereka, maka
mereka menghalalkan apa yang diharamkan Allah swt, dan mengharamkan
apa yang dihalalkan Allah swt
(HR. At Thobroni, Ibn 'Adi,
Al-Khothib, dan Ibn 'Asakir). Al-Haitsami berkata: para perowinya
para perowi hadits shahih.
Berdasarkan hadist diatas
perpecahan ummat islam itu terjadi dalam upaya mereka (tiap golongan)
MENEGAKKAN AGAMA ISLAM (AD-DIN AL ISLAM) dengan caranya / menurut
pendapatnya masing-masing.
ADAKAH DALIL AL QURAN YANG
MENDUKUNG HADIST DIATAS ?
Firman Alloh Ta’ala :
إِنَّ
الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا
شِيَعًا لَسْتَ مِنْهُمْ فِي شَيْءٍ
إِنَّمَا أَمْرُهُمْ إِلَى اللَّهِ ثُمَّ
يُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوا
يَفْعَلُونَ
“Sesungguhnya
orang-orang yang memecah belah agamanya dan mereka (terpecah) menjadi
beberapa golongan, tidak ada sedikit pun tanggung jawabmu terhadap
mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah (terserah) kepada Allah,
kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah
mereka perbuat.” Al-An’am [6] : 159
Ibnu Katsir berkata:
“Pemeluk agama sebelumnya berselisih satu sama lain di dalam pola
fikir. Masing-masing mengaku bahwa kelompoknya yang benar, umat in
pun berselisih satu sama lain di dalam beragama, semuanya tersesat
kecuali satu yaitu Ahlus Sunnah Wal Jama’ah, yaitu mereka yang
berpegang teguh dengan Al Qur’an dan Sunnah Rasulullah, dan
generasi sahabat, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Hakim di dalam
kitab Mustadroknya ketika Rasulullah ditanya tentang golongan yang
selamat, maka Beliau menjawab: ‘Mereka adalah orang yang mengikuti
Sunnahku pada hari ini dan sahabatku.’” (Tafsir Ibnu Katsir juz 5
hal 282).
Baca pula QS. 42:13, QS. 30 :31-32
TAFSIR QS. AR RUM (30) : 31-32
Imam Ibnu Katsir di dalam Tafsir Ibnu Katsir menyatakan;
“Adapun firman Allah swt: (min al-ladziina farraquu diinahum
wa kaanuu syiya’an kullu hizb bimaa ladaihim farihuun), maksudnya adalah,
“janganlah kalian menjadi bagian orang-orang musyrik yang telah memecahbelah
agama mereka; yakni mengganti dan mengubah agamanya, iman terhadap sebagian dan
kafir (ingkar) terhadap sebagian yang lain. Sebagian ulama membaca dengan :
(faaraquu diinahum), yang maknanya adalah “taarakuuhu wara`a dzahrihi”
(meninggalkan agamanya di belakang punggung mereka). Mereka itu seperti
orang-orang Yahudi, Nashraniy, Majusiy, penyembah berhala, dan semua pemilik
agama bathil; selain penganut agama Islam; sebagaimana firman Allah swt,
artinya “ Sesungguhnya, orang-orang yang memecah belah agamanya dan mereka
(terpecah) menjadi beberapa golongan, tidak ada sedikitpun tanggungjawabmu
terhadap mereka. Sesungguhnya, urusan mereka hanyalah terserah kepada Allah,
kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka
perbuat”.[QS Al An’aam (6):159] Penganut agama sebelum kita telah berselisih
di antara mereka mengenai pemikiran-pemikiran dan syariat-syariat agama yang
bathil. Setiap kelompok mengaku berada di atas kebenaran. Umat ini (umat Islam)
juga akan berselisih dalam urusan agama, dan seluruhnya, kecuali satu kelompok,
yakni ahlu al-sunnah wa al-jamaa’ah yang senantiasa berpegang teguh kepada
Kitabullah dan Sunnah NabiNya, dan apa yang telah ditempuh oleh generasi awal
Islam dari kalangan shahabat ra dan tabi’uun dan para ulama kaum Muslim baik
salaf maupun khalaf; sebagaimana dituturkan oleh Imam al-Hakim di dalam
al-Mustadrak, bahwasanya Nabi saw ditanya tentang firqah al-naajiyah (kelompok
yang selamat) dari kalangan mereka. Nabi saw menjawab, ”Kelompok yang berada di
atas jalan yang aku tempuh saat ini dan juga para shahabat”.
Tafsir jalalain
Yaitu orang-orang) lafal ayat ini merupakan badal dari lafal
minal musyrikiin berikut pengulangan huruf jarnya (yang memecah belah agamanya)
disebabkan perselisihan mereka dalam apa yang mereka sembah (dan mereka menjadi
beberapa golongan) menjadi bersekte-sekte dalam beragama. (Tiap-tiap golongan)
dari kalangan mereka (dengan apa yang ada pada golongan mereka) maksudnya apa
yang ada pada diri mereka (merasa bangga) yakni membanggakannya. Menurut qiraat
yang lain lafal farraquu itu dibaca faraquu artinya mereka meninggalkan agama
yang mereka diperintahkan untuk menjalankannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar