Jumat, 02 Desember 2011

PENYIMPANGAN DALAM SYAHADATAIN (Bagian pertama)


مَنْ قالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَكَفَرَ بِمَا يُعْبَدُ مِنْ دُوْنِ اللهِ حَرَّمَ مَالُهُ وَدَمُّهُ وَحِسَابُهُ عَلَى اللهِ.   
(رواه مسلم)

Barangsiapa yang berkata لا إله إلا الله dan mengingkari terhadap apa-apa yang diibadahi selain Allah, maka haram harta dan darahnya. Adapun perhitungannya ada pada sisi Allah (HR. Muslim).

Syahadat merupakan kunci untuk masuk kedalam syurga, namun mengucapkan Syahadat saja tidaklah cukup karena ucapan seseorang terkadang berbeda dengan keyakinan didalam hatinya, hal ini dapat kita ketahui dengan melihat sikap yang muncul dalam kehidupan sehari-harinya. 

Berikut ini beberapa sikap yang bertolak belakang dengan  Ucapan Syahadat  seseorang yakni sebagai penyimpangan dalam Syahadatain :
 
1. MENYEMBAH THOGHUT

Diantara manusia ada yang menyembah Thoghut, hal ini disampaikan oleh Allah swt melalui firmanya:


قُل هَل أُنَبِّئُكُم بِشَرٍّ مِن ذٰلِكَ مَثوبَةً عِندَ اللَّهِ ۚ مَن لَعَنَهُ اللَّهُ وَغَضِبَ عَلَيهِ وَجَعَلَ مِنهُمُ القِرَدَةَ وَالخَنازيرَ وَعَبَدَ الطّٰغوتَ ۚ أُولٰئِكَ شَرٌّ مَكانًا وَأَضَلُّ عَن سَواءِ السَّبيلِ


"Katakanlah: "Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang-orang fasik) itu di sisi Allah, yaitu orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, di antara mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi dan (orang yang) menyembah thaghut?" Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus."  QS. Al-Maidah (5) : 60
 

Ibnu Jarir telah meriwayatkan dari Al-A'masy tentang firman Allah Ta'ala 
وَعَبَدَ الطّٰغوتَ dibaca "abadat thoghut" karena berupa fiil madhi, sedangkan lafaz thoghut di-nasab-kan olehnya, yakni  "dan Allah menjadikan diantara mereka orang yang menyembah thoghut". dibaca "abdat thogut" dengan di-mudhaf-kan artinya adalah "dan Allah menjadikan diantara mereka orang-orang yang mengabdi kepada thoghut, yakni pengabdi dan budak thogut".

Thoghut Didefinisikan oleh Ibnul Qayyim sebagai berikut: “Thaghut adalah segala sesuatu yang menyebabkan manusia keluar dari batas kehambaannya kepada Allah apakah dalam bentuk matbu’ (panutan), ma’bud (sesembahan) atau mutha’ (yang ditaati)”. Atau dengan kata lain sesuatu yang menyebabkan seseorang kufur dan syirik jika mengikutinya.


Wujud dari thogut itu sendiri berupa Syaitan beserta para dukun yang bersekutu denganya atau para pemimpin yang melampaui batas-batas yang telah ditetapkan oleh Allah swt dalam hal-hal berikut :

1. Adanya otoritas / kekuasaan (Al-Walayah) sehingga diikuti (Al-Matbu'u) 
2. Adanya Legalitas / Aturan (Al-Hakimiyah) sehingga ditakuti (Al-Marhub)
3. Adanya Loyalitas (At-Tho'ah) sehingga dicintai (Al-Mahbud)


Al-Qur'anulkarim memberi contoh Fir'aun sebagai sosok Thoghut, yang harus  di-kufuri oleh Nabi Musa AS, firman Allah Ta'ala :
اذهَب إِلىٰ فِرعَونَ إِنَّهُ طَغىٰ

Pergilah kepada Firaun; sesungguhnya ia telah melampaui batas (QS. Thahaa/20 :24)

Maka mengingkari Thoghut dan menjauhinya (tidak menyembah thoghut) merupakan sikap yang benar (al-haq), berdasar firman-Nya :
 
وَالَّذينَ اجتَنَبُوا الطّٰغوتَ أَن يَعبُدوها وَأَنابوا إِلَى اللَّهِ لَهُمُ البُشرىٰ ۚ فَبَشِّر عِبادِ 

"Dan orang-orang yang menjauhi thaghut (yaitu) tidak menyembahnya dan kembali kepada Allah, bagi mereka berita gembira; sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba-hamba-Ku,"QS. Az-zumar (39) :17

وَلَقَد بَعَثنا فى كُلِّ أُمَّةٍ رَسولًا أَنِ اعبُدُوا اللَّهَ وَاجتَنِبُوا الطّٰغوتَ
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu......QS. An-Nahl (16) : 36
فَمَن يَكفُر بِالطّٰغوتِ وَيُؤمِن بِاللَّهِ فَقَدِ استَمسَكَ بِالعُروَةِ الوُثقىٰ لَا انفِصامَ لَها

Karena itu barang siapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus QS. Albaqarah (2) : 256
  
Dalam kehidupan sehari-hari kita hanya dihadapkan pada dua pilihan yakni berada dijalan Allah swt (Fisabilillah) atau berada dijalan thoghut (Fisabilithoghut), jika hidup kita tidak berada dijalan Allah berarti kita sedang hidup dijalan Thoghut.


Firman Allah Ta'ala :

الَّذينَ ءامَنوا يُقٰتِلونَ فى سَبيلِ اللَّهِ ۖ وَالَّذينَ كَفَروا يُقٰتِلونَ فى سَبيلِ الطّٰغوتِ فَقٰتِلوا أَولِياءَ الشَّيطٰنِ ۖ إِنَّ كَيدَ الشَّيطٰنِ كانَ ضَعيفًا


Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan setan itu, karena sesungguhnya tipu daya setan itu adalah lemah. QS. An-nisaa (4) : 76
  

CIRI-CIRI JALAN THOGHUT (Fisabilithoghut):
  1. Thoghut mengajak pada perbuatan SYIRIK dalil  QS. 40: 41-42 bahkan membiarkanya sampai melegalisir perbuatan tersebut
  2. Thoghut mengajak dengan HAWA NAFSU dan PERSANGKAAN bukan kepada WAHYU ALQURAN dalil  QS. 53: 23
  3. Pemimpin thoghut adalah  SYAITAN yg mengajak pada kemunafikan dalil QS. 2:257, 59:16
  4. Polanya adalah MENGIKUTI KEBIASAAN BAPAK-BAPAK dalil (QS. 31:21, 5: 104) atau NENEK MOYANG MEREKA QS. 2 ;170, 26:74
  5. Ujung perjuangan mereka adalah NERAKA dalil QS. 42:7

CIRI-CIRI JALAN ALLAH (Fisabilillah) :
  1. Mengajak KEPADA ALLAH dalil QS. 12:108
  2. Azas Rujukanya adalah AL-QUR’AN dan AS-SUNAH dalil QS. 3:164
  3. Kepemimpinanya adalah TAAT PADA ALLAH, ROSUL DAN ULIL AMRI yang sama-sama beriman kepada ALLAH dalil QS. 4:59
  4. Pola perjuanganya mengikuti petunjuk Allah dan Rosulullah dalil QS.33:21 yaitu AMANU, HAJARU, JAHADU dalil QS. 9: 20
  5. Ujung perjuanganya adalah JANNAH dalil QS. 42:7


لا إِكراهَ فِى الدّينِ ۖ قَد تَبَيَّنَ الرُّشدُ مِنَ الغَىِّ ۚ فَمَن يَكفُر بِالطّٰغوتِ وَيُؤمِن بِاللَّهِ فَقَدِ استَمسَكَ بِالعُروَةِ الوُثقىٰ لَا انفِصامَ لَها ۗ وَاللَّهُ سَميعٌ عَليمٌ 

Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barang siapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.QS. Al-Baqarah (2) : 256

Demikian, semoga menjadi jalan untuk selalu berada dijalan Allah swt (Fisabilillah). Aamiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar