بِسمِ اللَّهِ الرَّحمٰنِ الرَّحيمِ
Tidak diragukan lagi bahwa keyakinan menentukan sikap seseorang, maksudnya sikap seseorang dalam kehidupan sehari-harinya akan ditentukan oleh keyakinanya, untuk lebih jelasnya mari kita lihat contoh berikut ini :
1. Kenapa sikap orang berbeda-beda walaupun agamanya sama ?
2. Kenapa sama-sama ustadz bahkan lulusan pondok pesantrennya sama tapi
akhlaknya berbeda?
3. Kenapa ada orang tua yang mengizinkan anaknya pindah agama dan
adapula yang tidak, padahal orang tua tersebut sama-sama islam ?
4. Kenapa orang miskin ada yang mau pindah agama karena diberi uang dan
ada juga yang tidak mau ???
Berarti ada sesuatu yang menyebabkan munculnya sikap / perilaku / ahlak seseorang ? iya apa betul ? sesuatu itu bernama keyakinan (Iman)
Telah disampaikan pada pembahasan sebelumnya bahwa Al-Wala' merupakan bukti pengamalan dari keyakinan terhadap لاَ إِلهَ إِلاَّ الله yang melahirkan sikap TAAT yakni Taat terhadap perintah-perintah Allah swt, Taat kepada perintah-perintah Rosululloh SAW dan Ulil amri minkum (Kholifah)
Iman (keyakinan) harus diamalkan melalui pembuktian TAAT, pembuktian taat bernilai TAQWA karena itu pembuktian iman (TAAT) lebih sulit daripada membicarakanya, karena Allah SWT pasti akan menguji kita, firman Allah Ta'ala :
الم ﴿١﴾ أَحَسِبَ النّاسُ أَن يُترَكوا أَن يَقولوا ءامَنّا وَهُم لا يُفتَنونَ
(1) Alif laam miim. (2) "Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: ""Kami telah beriman"", sedang mereka tidak diuji lagi?"QS. Al-Ankabut (29) : 1- 2
Memenuhi Ketaatan tidak sama dengan memenuhi keinginan, karena itu TAAT merupakan Kunci dalam beribadah, semua aktivitas yang kita lakukan akan bernilai ibadah apabila didasari oleh ketaatan atas perintah Allah SWT - RosulNya - Ulil amri minkum sehingga hidup ini bisa dipertanggungjawabkan kepada Allah SWT.
Syirik adalah lawan kata Tauhid (syahadatain) Syirik didefinisikan sebagai suatu sikap menyekutukan Allah SWT baik secara Zat, Sifat, Perbuatan dan Ibadah.
Sesungguhnya diantara macam syirik adalah syirik dalam ketaatan, yaitu taat kepada mahluk dalam masalah penerapan syareat (aturan) yang bertentangan dengan syareat (aturan) Allah SWT diantaranya adalah Halal & Haram.
contoh : Perbuatan Riba, Judi, dan Zinah adalah diharamkan oleh Allah SWT, siapa (penguasa) yang membolehkanya dengan lokalisasi berarti telah menghalalkan yang diharamkan Allah SWT.
contoh : Perbuatan Riba, Judi, dan Zinah adalah diharamkan oleh Allah SWT, siapa (penguasa) yang membolehkanya dengan lokalisasi berarti telah menghalalkan yang diharamkan Allah SWT.
Berkaitan dengan syirik dalam ketatan, Al'Quranulkarim telah membahasnya, Firman Allah Ta'ala :
وَإِن أَطَعتُموهُم إِنَّكُم لَمُشرِكونَ ....
...dan jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang musyrik.QS. Al'an'am (6) : 121
Imam As-Saddi dalam menafsirkan ayat ini menjelaskan : "Sesungguhnya orang-orang Musyirik berkata kepada kaum mukminin, " Bagaimana bisa kalian mengaku mengikuti keridho'an Allah sedang apa yang Allah sembelih (matikan) kalian tidak mau memakanya, namun yang kalian sembelih sendiri kalian memakanya? maka Allah SWT berfirman : وَإِن أَطَعتُموهُم إِنَّكُم لَمُشرِكونَ jika kalian mentaati mereka lalu kalian makan bangkai, sungguh kalian telah menjadi musyrik.
Hal yang sama dikatakan oleh Mujahid, Ad-Dahhak dan lain-lainya yang bukan hanya seorang dari kalangan ulama salaf.
Firman Allah SWT وَإِن أَطَعتُموهُم إِنَّكُم لَمُشرِكونَ yakni kalian menyimpang dari perintah Allah dan Syareat-Nya yang telah ditetapkan-Nya kepada kalian lalu kalian menempuh jalan yang lain dan kalian lebih mentaati selain Allah maka hal seperti ini dinamakan perbuatan Syirik.
Perihal yang sama dengan apa yang disebutkan oleh firman Allah SWT dalam QS. At-Taubah (9) ayat 31 berikut:
اتَّخَذوا أَحبارَهُم
وَرُهبٰنَهُم أَربابًا مِن دونِ اللَّهِ وَالمَسيحَ ابنَ مَريَمَ وَما
أُمِروا إِلّا لِيَعبُدوا إِلٰهًا وٰحِدًا ۖ لا إِلٰهَ إِلّا هُوَ ۚ
سُبحٰنَهُ عَمّا يُشرِكونَ
"Mereka menjadikan orang-orang
alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah, dan (juga
mereka mempertuhankan) Al Masih putra Maryam; padahal mereka hanya
disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan"
Sehubungan dengan tafsir ayat ini Imam Turmudzi didalam kitab tafsirnya telah meriwayatkan dari Addi bin Hatim yang menyatakan bahwa ia pernah bertanya, "Wahai Rosululloh mereka tidak menyembahnya (para rahib dan Ulama-ulama), Rosululloh SAW bersabda :
"Bal Innahum ahallu lakumulharooma wa harromu 'alaihimulhalaala Fattaba'uhum fadzalika Ibaadatuhum Iyyakum"
yang artinya, "Tidak Sesungguhnya mereka menghalalkan bagi pengikut-pengikutnya hal yang diharamkan dan mengharamkan yang halal, lalu pengikut mereka Mentaatinya, yang demikian itulah penyembahan mereka kepada orang-orang alim dan para rahibnya.
Demikian kiranya pembahasan ini, semoga menginspirasi antum untuk memperoleh keyakinan yang benar agar tidak salah dalam bersikap, intinya Iman harus mengikuti acuan Al'Quran, ruhnya tidak ada keraguan sedikitpun, Iman dapat bertambah dengan Amal, Amal dilakukan dalam rangka TAAT atas perintah Allah SWT, Perintah RosulNya dan Ulil amri minkum sehingga hidup ini bisa dipertanggungjawabkan kepada Allah SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar