Senin, 21 Maret 2011

TUHAN

KONSEP KETUHANAN

Asal Kata TUHAN

TUHAN dalam kamus bahasa Indonesia merupakan kata benda, menurut asalnya kata TUHAN terambil dari bahasa Kawi (jawa kuno) yakni  kata TUAN yang artinya “yang disembah”.  Istilah TUAN (majikan) yang kita gunakan saat ini pun banyak berdekatan makna dengan kata TUHAN, dimana TUHAN juga merupakan MAJIKAN atau juragannya alam semesta sehingga keberadaanya Wajib untuk ditaati dan ditakuti (disembah) oleh manusia sebagai budak-Nya atau Hamba-Nya.

Siapakah TUHAN ?

TUHAN (bahasa Indonesia), GOD (bahasa Inggris), Deu (bahasa Perancis), ILAH (bahasa Arab) dst adalah sama yaitu merujuk pada satu ZAT  hanya saja berbeda dari segi Istilah dan pengucapan bahasa.

Apakah TUHAN itu satu atau banyak ?

Secara ZAT TUHAN ITU SATU, namun kenyataanya manusia telah menjadikan TUHAN itu banyak bagi dirinya dan kebanyakan manusia tidak menyadari hal ini. oleh karena itu Islam mengajarkan Syahadat yaitu Rukun Islam yang pertama yang menyatakan bahwa " Tidak ada TUHAN selain AlLAH tujuanya adalah supaya manusia itu tidak lagi menjadikan TUHAN-TUHAN lainya sebagai Tandingan Allah swt yang merupakan satu-satunya TUHAN manusia yang sebenar-benarnya.
Amatlah Sangat Penting bagi seorang manusia mengenal Siapa TUHANnya, sebab siapa tahu  dia telah salah mengabdi pada TUHAN, bukan TUHAN yang sebenarnya yang dia Sembah. 

Penyembahan Kepada TUHAN

TUHAN dalam Islam adalah Al Ma’bud (Zat yang disembah) sehingga orang Islam menggunakan istilah IBADAH dalam rangka menyembah kepada TUHANnya dan istilah ibadah dalam bahasa Indonesia telah digunakan secara resmi untuk menunjukan hubungan antara manusia dengan TUHAN. 
Hubungan antara TUHAN dan MANUSIA  adalah hubungan antara yang disembah dan yang menyembah, Manusia harus menyembah (beribadah) kepada TUHAN dan harus berperilaku seperti hamba-Nya atau budak-Nya. Menyembah dalam pengertian ritual ataupun bentuk kehidupan yang terus-menerus berada dalam ketaatan laksana kehidupan seorang budak dengan majikanya. Sebagai gambaran, menunggu orang yang dilayaninya, melipat tanganya sebagai tanda taat kepadanya, menundukan kepala sebagai tanda pengakuan kedudukan majikanya yang tinggi, taat kepada semua perintahnya, melaksanakan perintah-perintahnya, menghambakan diri dibawah telapak kakinya, menyodorkan apa yang dimintanya, menghadapkan muka secara tetap kepadanya, dan tidak berpaling kepada apa yang menyebabkan murkanya, bahkan mengorbankan jiwanya jika hal ini dapat menyenangkanya.
Dalam pengertian tersebut kita dapat dengan mudah menjawab pertanyaan siapakah yang pantas disebut TUHAN dan siapakah yang berhak menuntut agar dia dilayani, ditaati dan ditakuti.

Penyembahan sesama manusia
Dalam kaitan antara hubungan sesama manusia, konsep ketuhanan yaitu penyembahan dapat terjadi antar sesama manusia. Baik disengaja/disadari ataupun tidak disadari, adanya dorongan nafsu serakah manusia untuk meraih kekuasaan dan nafsu pemerasan dapat menjadikan manusia mendaulat dirinya sendiri sebagai TUHAN yakni dengan menuntut ketaatan dari sesamanya, memaksa mereka untuk menghaturkan sembah dihadapanya dengan takzim dan menjadikanya sebagai alat untuk memuaskan nafsu serakahnya. Siapa saja yang memiliki kekuatan atau kekayaan atau kepintaran atau semua sarana unggul lainya akan mengembangkan kecenderungan yang kuat untuk melanggar batas-batasnya yang alamiah dan wajar, memperluas wilayah pengaruhnya dan memuaskan nafsu ketuhananya kepada sesamanya yang lebih rendah, miskin, bodoh atau serba kekurangan. Kenikmatan memerankan TUHAN lebih memikat daripada hal-hal lain yang bahkan belum ditemukan manusia.
Tipe manusia yang menuhankan dirinya adalah FIRAUN, Firaun yang begitu teracuni oleh kekuasaanya dan memiliki cukup sarana untuk memaksakan orang-orang yang dikuasainya menganggap dirinya TUHAN. itu adalah prototipe yang pas bagi siapa saja yang memiliki potensi layaknya seorang firaun saat ini atapun yang akan datang.
Tipe manusia lainya yang tidak kalah hebatnya dari fir'aun adalah NAMRUZ. Namruz adalah seorang penguasa yang mampu mensejahterakan rakyatnya, amat dicintai dan ditaati oleh rakyatnya karena kepiayawannya dalam memimpin rakyatnya tidak seorang pun dari rakyatnya yang mau mengikuti ajakan Nabiyullah Ibrahim AS untuk menyembah hanya kepada Allah saja. bahkan seluruh rakyat Namruz sepakat untuk "menghukum" Nabi Ibrahim dengan membakarnya hidup-hidup karena Nabi Ibrahim tidak sesuai dengan suara mayoritas saat itu. Begitu luar biasa loyalitas rakyat kepada raja namruz 
Ada banyak lagi pemeran TUHAN yang berbeda dengan pemilik kekuasaan, mereka tidak memiliki sarana yang diperlukan atau kekuasaan untuk diakui sebagai TUHAN, tetapi mereka cukup memadai dan tekun menyihir hati dan akal orang-orang awam. dengan menggunakan cara-cara halus mereka menetapkan sifat-sifat KETUHANAN kepada Roh, Dewa-Dewi, Kuburan, Tanaman dan Hewan serta menyihir orang-orang awam agar percaya bahwa objek ini mampu mengundang gangguan kepada mereka dan memberi mereka kebaikan, bahwa semuanya mampu memenuhi kebutuhan mereka, mampu menjawab doa-doa, keinginan dan harapan mereka dan memberi mereka kesejahteraan dan perlindungan dari segala keburukan yang dapat  menimpa mereka. banyak manusia yang terperangkap oleh Dukun dan Para Normal dengan demikian mereka telah berlindung dibalik TUHAN-TUHAN yang salah.
Adalagi yang "menyatakan" dibalik ketaatanya kepada TUHAN seorang manusia tidak mungkin dapat langsung mencapai TUHAN, mereka menyatakan bahwa merekalah perantara yang akan menghubungkan orang-orang awam untuk mencapai TUHANYA, bahwa semua peribadatan harus dilakukan melalui perantara mereka (wali-wali dan orang Sholeh) dan bahwa semua ibadah sejak kelahiran sampai kematian harus dilaksanakan oleh tangan-tangan mereka.
Masih Adalagi orang-orang yang menyatakan bahwa mereka adalah pengemban Kitab TUHAN dan dengan sengaja membiarkan orang-orang buta terhadap makna serta isinya, dengan menyatakan sendiri bahwa mereka adalah penyambung lidah TUHAN mereka mendikte orang-orang lainya mengenai apa yang halal (harus dilakukan) dan apa yang haram (terlarang dilakukan) dengan cara ini kata-kata mereka menjadi "hukum" dan memaksa orang-orang untuk hanya menaati perintah-perintah mereka (Rahib-rahib, pendeta, ulama-ulama dsb) bukanya Hukum TUHAN yang sebenarnya tercantum dalam Al Kitab.
Demikianlah gambaran tentang TUHAN semoga menginspirasi anda untuk melakukan diskusi.

1 komentar:

  1. Siapakah Tuhan Itu? Kenapa Tiap Agama Punya Tuhan Yang Berbeda? Allah, Yesus, sang Hyang widi wase, dewa dewa atau siapa? Lantas kenapa berbeda beda tiap agama? apakah manusia diciptakan oleh tuhan yang berbeda beda? Berikut penjelasannya
    Kata Tuhan dalam bahasa Indonesia mewakili dua kata arab sekaligus yaitu "Rabb" dan "Ilah"
    pengertian yang lebih cermat bisa kita dapatkan ketika kita terjemahkan kata "Rabb" dan "Ilah" ini dengan kata indonesia yang lebih spesifik:

    1.RABBana atiina fiddunya khasanah,...dst = TUHANkami karuniakan atas kami kebaikan di dunia,...dst

    2. La ILAH illa LLah = tidak ada TUHAN selain Allah

    kalimat pertama pakai RABB, yang kedua pakai ILAH,... tapi kedua duanya diterjemahkan sebagai TUHAN.


    coba perhatikan detail penterjemahan berikut:


    "Rabb"= artinya Tuhan yang menciptakan alam Semesta

    "Illah"= artinya sesembahan/ panutan/ idola/ yang diutamakan/ yang dimintai pertolongan perlindungan/ yang ditakuti yang disegani. (biasanya ahli bahasa menyingkat pengertian semuanya itu menjadi "yang dipertuhankan, atau yang dianggap sebagai tuhan yang ditaati)



    dengan pengertian RABB dan ILAH diatas dengan mudah kita bisa membantu menjelaskan jawaban atas judul artikel ini.


    1 semua orang (agama apapun) termasuk ateis kalau ditanya siapakah RABB itu? (maksudnya siapakah yang menciptakan dunia dan isinya termasuk manusia?) maka hati mereka akan menjawab Tuhan (yaitu Tuhan yang jumlahnya pasti hanya satu) nah Tuhan yang ada dalam jawaban hati mereka itulah Allah. (hanya saja ada orang yang mengenal nama Allah ada juga yang mengenal nama Allah Bapa, ada juga widhi wase ada juga yang tidak tau namanya tapi pokoknya kalau ada yang mencipta dunia ini pasti tuhan yang cuma satu aja gitu lah kira kira)


    2. tapi kalau kita tanya siapakah ILAH kalian? (maksudnya siapakah yang kalian sembah/ siapakah yang kaliat takuti hukumannya, siapakah yang kalian harap pertolongannya, siapakah yang kalian andalkan dalam hidup ini, siapakah yang bisa menyelamatkan anda, siapakah juru selamat anda, siapakah yang melindungi anda, kalau anda memohon perlindungan dan pertolongan anda memohon kepada siapa? kalau anda kesulitan anda minta bantuan pada siapa?Siapakah yang kalian taati?dsb..... KALAU KITA TANYA TENTANG TUHAN YANG BEGINI PASTI JAWABNYA BERBEDA BEDA.

    yang kristen bilang Yesus yang mengabulkan doa, yang melindungi dan menyelamatkan (bukan Allah)
    yang hindu bilang yang menyelamatkan adalah Syiwa yang tidak jadi marah
    yang budha bilang sidarta memberi ajaran dan keselamatan
    yang kejawen bilang sang hyang dumadi lah yang menyelamatkan kami dst

    jadi TUHAN PENCIPTA ITU SATU

    tapi TUHAN SEMBAHAN ORANG ITU MACAM MACAM BERGANTUNG SELERA MASING MASING

    lalu gimana dong?

    ya gak gimana gimana,.... yang minta pada Yesus yaa nanti diketemukan ama Yesus
    yang minta ke syiwa, ketemu ama syiwa
    yang mintake budha, ketemu ama budha

    dan yang mau kembali selamat kepada Allah yaa gampang saja,... mintalah kepada Allah bukan kepada yang lain.

    tapi nanti kan Yesus akan menyampaikan doa kita kepada Allah?.....

    lhoh,... Allah sudah membuka pintu untuk semua orang, tak harus melalui ini atau itu,... langsung aja minta ke Allah,... kalau anda minta ke Yesus,... wah, Yesus juga kan minta sama Allah? nah nanti kalau anda dikasitau tentang anjuran dan ajaran dan perintah Allah melalui quran atau injil atau taurat atau zabur atau sukhuf ibrahim atau sukhuf musa,... jangan sekali kali bikin alasan untuk tidak melakukannya. kalau Allah bilang sujud yaa sujud saja lah,.... Allah bilang puasa ya puasalah,... nah kalau udah gitu maka anda sudah menuju pada sembahan yang bakal menyelamatkan anda yaitu Allah yang menciptakan dunia seisinya dan Allahlah yang memiliki semua di dunia dan di akhirat nanti
    sumber : http://wiseislam.blogspot.com/2012/01/siapakah-tuhan-itu-kenapa-tiap-agama.html

    BalasHapus